Jumat, 07 Juni 2013

ah, galau..


14-11-2012

Berdesis, seperti terkungkung dalam tempurung dan hanya ada satu suara yang senantiasa berbisik. Indah, saya selalu mendengar desisannya. Indah, bukan.. namanya bukan indah, saya hanya suka desisannya. Terkadang apa yang berdesis, sebenarnya sama seperti yang saya rasakan. Saya suka, saya suka mendengar desisannya. Ketikan terpejam, desisan itu membuat saya tersenyum dalam tidur saya. Desis itu, yah desis itu. Indah. Saya suka. Desis, dia bersuara kalau saya sempurna. Bahkan terlalu sempurna. Dia bilang “saya hanya bisa berdesis tak akan bisa menjangkau anda.” Dan desis itu selalu ada disetiap saya lengah. Sekuat apapun saya menolak desisan itu, apa ini datang dalam diri saya? Atau hanya khayalan bawah sadar? Atau mungkin berasal dari sesuatu yang tidak bisa kita jangkau sebelumnya tapi sangat kita harapkan?
Sayapun ingin berdesis, berdesis disetiap telinga orang yang saya takjubkan. Agar orang-orang itu tahu, sakitnya mereka mendengar desisan itu. Kesesakan untuk menahan  mendengar desisan itu. Iya . Saya ingin berdesis ditelinganya desisan itu. Agar dia berhenti menyakiti dirinya untuk terus berdesis dibelakang saya, sebelah saya ataupun diatas saya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar